Dari tema yang ku tulis sepertinya agak aneh,
biasanya orang akan bekerja dan berkarir demi meraih mimpi tapi beda dengan
kisahku.... kita simak saja.
Tadinya aku sendiri
bingung ketika diberikan tugas PR untuk menulis dengan tema Self Awareness yang
artinya kurang lebih kesadaran diri, aku juga tidak tahu kenapa bu guru Mira
kasih PR temanya begitu, apa dikiranya dari kemarin-kemarin murid-muridnya pada
pingsan kali ya...peace bu guru just kidding and intermezo aja, tapi aku yakin,
bu guru pasti menginginkan murid-muridnya pandai dalam mengungkapkan potensi
diri melalui tulisan...
Lanjut ketema...
Awal tahun 2000 aku
nekat merantau ke Jakarta, setelah lulus SMA tahun 1999 dari kelulusan bulan
Juni sampai Desember ngubek-ngubek di kota kelahiranku Lampung nyari-nyari
pekerjaan tidak dapat juga. Disaat temanku-temanku sedang sibuk ngurus mau
masuk kuliah dan memilih mau ambil jurusan apa, aku sibuk kesana kemari mencari
lowongan kerja. Walaupun sebenarnya aku ingin kuliah seperti mereka tapi apalah
daya, karena faktor ekonomi dan otak yang pas-pasan. Maklumlah keluarga Kami
banyak anak, Kami sepuluh bersaudara jadi aku bisa lulus SMA sudah bersyukur
sekali karena rata-rata dilingkungan rumahku hanya lulus SD atau SMP saja.
Akhirnya Desember 1999 setelah lebaran aku nekat merantau ke Jakarta tepatnya
di Tambun bekasi, yang waktu itu diajak tetangga waktu mudik di hari raya.
Hanya bermodalkan nekat, restu orang tua dan ijazah SMA aku berangkat ke
Jakarta, berangkat pagi-pagi jam 8 malam sudah sampai tujuan, sampai di Jakarta
akupun tinggal dirumah tetangga yang mengajakku. Selang 2 hari setelah capek
hilang, aku diajak berkeliling dikawasan industri tepatnya di jababeka
Cikarang, wow..ternyata banyak juga orang-orang seperti aku yang mencari
pekerjaan juga, waktu itu masih culun dan terheran-heran melihat kota besar....
Selang satu bulan akhirnya aku diterima bekerja di sebuah perusahaan Amerika
yang membuat mainan boneka yang cukup terkenal, ya aku diterima menjadi buruh
pabrik diperusahaan boneka Barbie.
Kebetulan tempatku bekerja
menyediaka mess untuk para karyawan wanita jadi aku tidak perlu kos atau
ngontrak sehingga lebih hemat. Untuk mengisi waktu luang setelah pulang kerja
biasanya aku menghabiskan waktuku ke perpustakaan, atau rohis yang disediakan
dan dikelola oleh pihak mess dan gratis. Dari situlah aku mulai mengisi
hari-hariku dengan hal-hal yang bermanfaat, karena banyak dari temen-temen
kerja bahkan satu kamar yang tinggal dimess banyak yang suka pada
nongkrong-nongkrong, menghamburkan gajinya ke mall, merokok, narkoba bahkan
pacaran tidak terkontrol dan hamil. Untungnya aku selalu mengingat pesan dari
orangtua agar selalu bisa menjaga diri dari hal-hal yang buruk, jauh dari
orangtua dan saudara tidak ada yang menasehati dan mengawasi, selalu hati-hati
dalam bergaul, jangan sampai salah dalam pergaulan karena bisa merusak diri dan
masa depan, itulah nasehat orangtua yang diberikan kepadaku. Akupun sadar diri,
aku hanyalah anak yang berasal dari kalangan menengah ke bawah jadi untuk
melakukan hal-hal yang tidak baik aku harus mengaca diri, siapa diriku dan
keluargaku artinya dengan aku bekerja dan memiliki gaji ada yang lebih
membutuhkan bantuan materi yaitu keluargaku, untuk meringankan biay sekolah
adik-adikku.
Ditempat kerja akupun
tidak puas dengan pekerjaan yang aku jalani, walaupun aku hanya lulusan SMA aku
selalu menginginkan jabatan yang ada diatasku, kalau ditempatku operator
produksi adalah karyawan yang jabatannya paling rendah, kebetulan ditempatku
bekerja selalu membuka peluang karir intern kepada karyawannya yang ingin maju
seperti Clerk, Quality Control, Leader atau Engineering dan akupun tidak menyia-nyiakan
hal ini. Tujuanku adalah ingin belajar dan mengetahui hal yang baru. Jika
dibuka peluang karir oleh bagian HRD, aku suka ikut test seleksi dengan harapan
aku bisa mengisi posisi yang dibutuhkan, berulang kali aku mengikuti test
peluang karir aku mengalami kegagalan tapi itu tidak membuatku putus asa karena
aku yakin dengan kegagalan berarti aku banyak belajar dari soal-soal yang
dipakai untuk test dan suatu saat aku pasti bisa…Sampai akhirnya aku bisa lolos
test dan bisa mengisi jabatan baru sebagai seoarang Quality Control. Setelah
ada di Departement Quality aku pun tak berhenti hanya sampai disitu, aku masih
sering mengikuti seleksi test untuk bisa mengisi posisi yang lain, aku terus
mencoba dan mencoba dan tidak mau menyia-nyiakan kesempatan walaupun sering
tidak lolos seleksi.
Tahun 2004 aku nekat
ambil rumah, ukuran type 21 (bukan rumah yang tanahnya 2 hektar dan luas
bangunan 1 hektar lhooo) tapi memang asli rumah yang bener-bener type 21 dengan
1 kamar, padahal waktu itu UMR Rp 975.000, cicilan rumah perbulan Rp 360.000 dan
uang muka Rp 14.400.000 dicicil selama 3tahun, perbulan uang muka Rp 400.000,
jadi selam 3 tahun pertama total cicilan yang harus kubayar 360.000+400.000 = 760.000. Uang gajian 1.040.000+
tunjangan 75.000 = total gaji perbulan Rp1.050.000, Jadi sisa gaji perbulan
tinggal Rp 290.000 dan itu untuk makan selama sebulan. Temenku waktu itu sampai
geleng-geleng kepala…dan bertanya kepadaku apa cukup uang Rp 290.000 buat makan
sebulan..lalu ku bilang yah dicukup-cukupin lah, untuk mencari tambahan uang
makan aku berjualan ditempat kerja, waktu itu aku berjualan madu dan herbal
yang aku ambil dari toko teman dan jika sudah laku baru kubayarkan, hasilnya
lumayan bisa untuk tambahan uang makan dan sambil belajar berdagang … soalnya
kalau tidak begitu kapan kita punya rumah dan aku sadar diri aku tidak mungkin
mangandalkan warisan dari orang tuaku jadi aku harus pandai-pandai merencanakan
masa depanku. Lagian sudah 4 tahun aku tinggal di mess dan tidak selamanya aku
akan tinggal disana, setelah rumah bisa ditempati akhirnya aku pindah dari mess
dan tinggal dirumahku yang masih cicilan… untuk ketempat kerja aku menggunakan
transportasi bis yang disediaka oleh perusahaan karena jarak tempat kerja dan
perumahan tempat ku tinggal lumayan jauh sekitar 1 jam perjalanan.
Tahun 2008 aku menikah,
aku menikah di usia 28 tahun, tahun 2009 anak pertamaku lahir di bulan Januari
dan aku pun masih tetap bekerja seperti biasa usai cuti melahirkanku. Hari-hari
bekerja kulalui dengan memendam rasa rindu dengan si buah hati yang kutinggalkan
selama seharian bekerja dengan seorang pengasuh. Setelah sekian lama aku tidak
pernah ikut seleksi karir intern di perusahaan, keinginan itu timbul kembali,
aku kembali ikut seleksi test kesempatan karir di bagian Laboratorium Mechanical,
kami menyebutnya Lab dan aku diterima, dari 10 kandidat hanya aku yang
diterima. Senang hatiku karena aku akan berada ditempat yang baru dan belajar
hal yang baru ditempat ku bekerja walau masih dalam satu perusahaan. Waktu itu
anakku umur 9 bulan dan semngatku untuk belajar tidak pernah pupus. Banyak hal
baru yang harus ku pelajari di Lab, dan salah satunya komputer, waktu itu aku
belum terbiasa menggunakan komputer, padahal semua pekerjaan harus aku report
ke dalam komputer, diprint atau di email dan dilaporkan kepada atasan. Salah satu
kelebihan bekerja di Lab aku diberikan akun email oleh perusahaan. Dari situlah
aku belajar komputer, email dan system. Ilmu baru buatku….bisa excel, word dan
membuat presentasi dengan powerpoint, aku makin bersemangat belajar komputer…hmmm
bisa karena terbiasa dan jika memang ada kemauan pasti ada jalan. Dari situlah
aku mulai tahu tentang apa itu internet, browsing lewat googling dan belajar
tentang hal-hal yang tidak aku ketahui dari googling. Lama-lama aku jadi
terbiasa bekerja dengan komputer karena pekerjaan sehari-hari harus aku
reporting.
Dengan adanya akun email
dari perusahaan aku mengikuti beberapa milis untuk menambah wawasan dan salah
satunya milis TDA Bekasi yang saya tahu dari seorang teman kerja. Itulah awal
mula aku tahu apa itu pengusaha….Hmmm dari situlah aku mulai suka ikut workshop
dan pertemuan offline temen-temen TDA Bekasi. Kenal dengan Pak Ato, Pak Barra,
Pak Deny, Bu Afia lewat pertemuan offline TDA Bekasi dan pernah ikut membantu
acara Pesta Wirausaha Bekasi di bekasi square seksi bazaar. Dari situlah saya
banyak belajar dari teman-teman TDA Bekasi, belajar hal baru lagi, belajar
berorganisasi, belajar berkomunikasi dan belajar menjadi seorang TDA….Tahun
2010 akhirnya dengan berbekal kemauan dan izin suami ketika ada kesempatan saya
rutin mengikuti pertemuan offline TDA untuk
mengasah jiwa pengusaha. Pertemuan rutin yang saya ikuti waktu itu mastermind
cikarang yang dimentori oleh Pak Ato dengan beranggotakan Aku, Pak Deny flannel,
Pak Bara, Mas Indra property dan satu lagi tapi saya lupa namanya, beliau punya
usaha pulsa center. Dari situlah saya mulai terbuai dengan mimpi menjadi
seorang pengusaha yang memiliki bisnis sendiri, mimpi untuk masa depan keluarga
terutama masa depan anak-anak. Ketika menikahpun aku dan suami tidak pernah
terpikirkan untuk resign dan memiliki usaha sendiri, yang terpenting gajian
tiap bulan, bisa makan, beli susu anak, bayar pengasuh, bayar cicilan motor dan
bayar cicilan rumah, untuk hal lain tentang sekolah anak, pensiun masa tua
tidak pernah terpikirkan…
Dari seringnya pertemuan
dengan teman TDA dan interaksi dengan mereka, sepertinya otak dan pikiran ku
pun mulai tertular virus mereka, tentang inginnya punya usaha sendiri, tentang
mimpi untuk masa depan… Sampai akhirnya saya mulai berfikir bisnis apa aku ?
Dulu sebenarnya aku sudah pernah jualan madu dan herbal di tempat kerja tapi
saya perhatikan hanya booming sesaat, setelah itu penjuannya mulai tidak
stabil, saya berfikir bisnis apa yang bisa tetap stabil, dicari setiap saat dan
tidak repot karena saat itu aku masih bekerja. Ketika ditanya apa mimpimu ?
setelah sekian lama saya tidak pernah memikirkan hal itu tetapi akhirnya saya
harus memikirkannya dan menuliskan mimpi itu untuk menjadi semangat dalam
hidupku…Mimpiku ingin punya bisnis sendiri yang bisa diwariskan untuk anak cucu,
bersedekh tiada batas, hidup berkecukupan, menyekolahkan anak setinggi mungkin
untuk menggapai cita-citanya, menghajikan mertua dan berhaji dengan keluarga.
Akhirnya muncullah ide
untuk berjualan lagi ditempat kerja demi mewujudkan memiliki usaha sendiri yang
nantinya bisa saya besarkan dan bisa menjadi tumpuan ekonomi keluarga, setelah
saya timbang-timbang, saya pikirkan dan diskusi dengan suami saya berjualan
susu anak ditempat kerja dengan alasan, rata-rata ditempat kerja ku adalah
ibu-ibu dan mereka membutuhkan susu untuk pengganti ASI… tapi yang terpenting
aku belajar terlebih dahulu tentang awal bisnis ini, bukan mencari keuntungan
semata, belajar mengasah mental dan marketing. Lambat laun jualanku makin
bertambah permintaannya, artinya ada sinyal bagus dengan bertambahnya
permintaan dan ternyata susu adalah kebutuhan yang akan mengalami permintaan
ulang dari pembelinya karena susu sekarang sudah menjadi kebutuhan pokok dalam
hal untuk memenuhi gizi anak selain protein dan sayuran.
Berjualan sambil bekerja
ternyata cukup melelahkan juga, siang jam istirahat atau pulang kerja ambil
pesanan susu ke toko teman, biasanya para pelanggan memesan melalui sms dan
besoknya sambil berangkat kerja bawa tentengan pesanan susu yang akan saya anter
ke teman-teman kerja, semua ku lakukan sendiri karena sebenarnya suami hanya member
izin kalau mau berjualan silahkan cuma tidak bisa membantu, terus terang suami
orangnya memang pemalu. Tetapi yang terpenting suami sudah mengizinkan aku
untuk berjualan aku sudah senang. Lama-lam suami kasihan juga melihat aku
pulang malam belanja pesanan dan pagi-pagi sudah harus berangkat kerja sambil
membawa tentengan pesanan susu untuk pelanggannya, sampai akhirnya suami
menawarkan untuk membantu ku, saat jam istirahat suamiku bergerilya dari
tempatnya bekerja menuju ke tempat ku kerja untuk mengantar pesanan susu
pelangganku, jadi sekarang aku berangkat kerja tinggal bawa pesanan susu
seperlunya saja karena selebihnya siangnya nanti akan diantar oleh suamiku.
Dengan semakin
bertambahnya permintaan otakku kembali berfikir, bagaimana kalau para pelanggan
membeli susu langsung ketempatku, jadi aku tidak perlu repot-repot membawa
pesanan mereka. Aku pun berdiskusi dengan suami tentang keinginanku untuk memiliki
toko sehingga para pembeli nanti tinggal datang ke toko, awalnya suami tidak
setuju dengan alasan macam-macam, siapa yang mau nunggu toko, trus kalau ada
karyawan apa yang mau buat bayar karyawan, bagaimana uang sewanya dan bla bla bla….
Sampai akhirnya aku bisa meyakinkan suamiku, dan suamiku mengizinkanku untuk
buka toko….
Tahun 2011 tepatnya
bulan Mei toko resmi dibuka, ditunggui oleh karyawan yang dicarikan oleh
seorang teman, aku dan suami pun masih tetap bekerja. Setiap pulang kerja aku
selalu mampir ke toko untuk mengecek barang kosong, penjualan toko, stok toko
dan masalah-masalah yang dihadapi karyawan. Suamiku tidak tahu menahu tentang
keadaan toko karena sedari awal pun dia tidak mau ikut campur, dia hanya member
izin aku boleh buka toko selebihnya urus sendiri, tetapi untuk masalah belanja
dan pengadaan barang dia bisa bantu karena terus terang suami bilangnya tidak
bisa jualan dan malu kalau jualan dilihat temannya. Akupun memaklumi hal itu,
buatku izin suami adalah segalanya buatku, ridho allah adalah ridho suami.
Ibarat dia membantuku di balik layar aku sudah bersyukur sekali. Dengan
berjalannya waktu permintaan kebutuhan toko semakin meningkat, sembari bekerja
aku biasanya mencuri-curi waktu melakukan order barang ke supplier, janjian
ketemu dengan sales ditempat kerja dan sepertinya saya bekerja pun sudah tidak
konsentrasi karena pikiran bercabang memikirkan usaha sendiri.
Tahun 2012 anakku yang
ke dua lahir, selama masa cuti tiga bulan aku berfikir untuk kemajuan usaha
yang sedang ku rintis, alangkah repotnya jika sudah punya dua anak, bekerja dan
mengontrol usaha sendiri, kalau masih saya pertahankan saya tetap bekerja
bagaimana saya membagi waktunya ? bagaimana saya mewujudkan mimpi untuk
mengembangkan usaha ? karena keinginanku berikutnya aku ingin buka cabang. Aku
ingin mengembangkan usaha ini. Dengan banyak pertimbangan itulah akhirnya di
bulan Desember 2012 ketika anak keduaku umur 3 bulan aku mengajukan resign,
demi mewujudkan mimpi aku harus berani mengambil keputusan itu agar nantinya
aku bisa mengontrol usaha dengan leluasa, menemani anak belajar, mengantar anak
sekolah, mengetahui perkembangan anak, beribadah dengan tepat waktu, membimbing
anak untuk beribadah kepada Allah…dan masih banyak lagi..
Alhamdulillah setelah
resign waktuku lebih banyak dirumah, terutama untuk anak-anak, si mas yang
sudah TK A aku sendiri yang mengajari dia mengaji setelah sholat maghrib,
mengontrol toko setelah si mas berangkat sekolah sembari menunggu jemput si mas
pulang sekolah, ikut group Whats App dengan para TDA Srikandi untuk menambah
wawasan dan ilmu, ikut group Lets blogging untuk mengasah jiwa menulis dengan
mbak Mira, ikut milis TDA untuk belajar bisnis dan mengembangkan bisnis, ikut
milis sehat untuk belajar tentang kesehatan anak dan keluarga, ikut milis Assunah
untuk belajar agama… ah ternyata dengan resign aku lebih leluasa membagi
waktuku untuk keluarga, bisnis dan belajar. Semoga dengan banyak waktu dirumah
mimpiku untuk Expansi usaha dikabulkan oleh allah sehingga kelak usaha ini bisa
kuwariskan untuk anak cucu, dengan usaha yang berkembang semoga penghasilannya
bisa aku manfaatkan keuntungannya untuk bisa ku sedekahkan untuk yang
membutuhkan, semoga kelak aku bisa menyekolahkan anak-anakku setinggi mungkin,
bisa berbakti kepada orangtua suami dan membalasnya dengan menghajikan beliau
dan terkahir bisa berhaji bersama keluarga sendiri..amiin..amiin.. amiin…
#LetsBlogging
#10HariNgeblog edisi#5
Wassalam
Hebat, Mbak Devy... berani memilih, berani keluar dari comfort zone dan berani mengambil resiko. Kebanyakan orang yang sudah bekerja selalu taku tuntuk resign dan memulai usaha, karena khawatir usaha tdk berjalan, atau khawatir mrk tidak bs memperoleh penghasilan tetap seperti saat bekerja. Semoga Allah mengabulkan semua cita-cita baikmu ya, Mbak...
BalasHapusAmiiin mbak..semoga allah ijabahi doaku yaaa
BalasHapusyipiiiiiiie, keren mba' devy... aamiin se7 sm mba' yulinda. semoga diijabah Allah keinginannya. big hugs :)
BalasHapusamiin amiin amiin..terimakasih sudah diaminkan ya mbak.
Hapusaamiin, semoga diijabah Allah ya mba' devi... sukses terus semua berjalan beriringan :)
BalasHapusAmiin ..begitu juga dengan mbak linda sukses juga yaaa
HapusWow hebat Mba Devy, semangatnya luar biasa harus belajar nih dari Mba Devi, smoga usahanya maju terus ya Mba #kiss
BalasHapusSama sama belajar mbak endah...mmmuuuaacchhhh juga yaaaa
HapusLuarbiasa... wonder women yang punya kemauan kuat dan mandiri. Semoga saja apa yang dicita-citakan dan harapannya selalu dimudahkan oleh Allah Swt ya, mba
BalasHapusamiin mbak mira..terimakasih doanya...
BalasHapusSubhanallah mb Devi.... semoga dimudahkan segala sesuatunya, salam salut buatmu.... huebattt....
BalasHapus